Inflasi Turun, Lutim Ungkap Capaian Digitalisasi dan Antisipasi Harga Jelang Nataru
Rabu 03 Desember 2025 | 10:23 WITA
Oleh: Indra Gunawan
LUWU TIMUR, hnmindonesia.com – Pemerintah Kabupaten Luwu Timur memaparkan capaian dan rencana kerja Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) pada High Level Meeting TPID dan TP2DD Provinsi Sulawesi Selatan yang berlangsung di Baruga Pinisi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Makassar, Rabu (03/12/2025).
Kegiatan yang merupakan kolaborasi Bank Indonesia dan Pemprov Sulsel ini mengusung tema “Upaya Stabilitas Harga Jelang Momen HBKN Tahun 2025 dan Tahun Baru 2026, Serta Penguatan Program ETPD Guna Mendorong Pertumbuhan Ekonomi di Sulawesi Selatan.”
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi, menegaskan perlunya langkah cepat, terukur, dan kolaboratif dalam menghadapi potensi kenaikan harga menjelang Natal dan Tahun Baru. Ia menyebut beberapa komoditas strategis masih menjadi penyumbang inflasi.
“Beras, cabai rawit, cabai merah, dan ikan bandeng adalah komoditas yang harus kita antisipasi bersama. Pemerintah daerah harus aktif memantau stok di sentra produksi dan jangan menunggu sampai distribusi terganggu. Kita harus lebih responsif, lebih sigap, dan bekerja secara terintegrasi untuk menjaga stabilitas harga,” ujar Wagup Fatmawati.
Ia menambahkan bahwa konsistensi TPID dan peningkatan digitalisasi melalui TP2DD menjadi faktor penting menjaga daya beli masyarakat.
Asisten III Bidang Administrasi Umum Pemkab Luwu Timur, Alimuddin Natsir, memaparkan bahwa kondisi inflasi di Kabupaten Luwu Timur pada November 2025 mengalami penurunan signifikan sebesar -0,64 persen. Penurunan ini ditopang oleh melemahnya harga daging ayam ras, bandeng, tomat, serta sejumlah komoditas hortikultura lainnya.
“Untuk mengantisipasi potensi gejolak harga pada periode HBKN Nataru, Pemerintah menerapkan strategi pengendalian inflasi berbasis konsep 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif,” jelasnya.
Alimuddin juga menyampaikan bahwa Pemkab Lutim telah sukses menerapkan 100 persen transaksi non-tunai untuk Pajak Daerah maupun Belanja Daerah, melalui berbagai kanal seperti QRIS, ATM, mobile banking, MPOS, dan e-commerce.
Menurutnya, TP2DD Kabupaten Luwu Timur memiliki Rencana Kerja Berkelanjutan yang berfokus pada peningkatan pemahaman pegawai, literasi digital, perluasan ETPD, serta peningkatan kualitas SAKIP.
Berkat berbagai inovasi dan percepatan digitalisasi tersebut, TP2DD Lutim berhasil meraih sejumlah penghargaan dari Bank Indonesia, termasuk Juara 3 TP2DD Akseleratif Kategori Pajak dan Juara 2 Kategori Retribusi se-Sulawesi Selatan tahun 2023.
Kesimpulan dan Tindak Lanjut HLM TPID–TP2DD
Adapun tindak lanjut hasil pertemuan ini meliputi:
TPID
Pelanjutan program urban farming
Pelaksanaan GPM Serentak
Peningkatan serapan beras SPHP bersama Bulog
Menjaga kelancaran distribusi dan meningkatkan kewaspadaan bencana
Pemanfaatan BTT untuk membantu biaya angkut komoditas
TP2DD
Penyusunan Roadmap ETPD 2026–2029
Implementasi model bisnis digitalisasi pajak dan retribusi
Mendorong ASN sebagai duta digital melalui penggunaan mobile banking dan QRIS
Peningkatan penggunaan KKI dan mobile banking oleh OPD
Penguatan perangkat dan regulasi pendukung
Pengaktifan TP2DD daerah dengan melibatkan Pincab Bank Sulselbar
Turut hadir mendampingi, Plt. Kepala Bapenda Muhammad Yusri, Kepala BKAD Muhammad Said, Kabid Perencanaan dan Pengembangan Pendapatan Daerah Chaeruddin Arfah Mustafa, Kabag Ekbang Ragusman Lukman Wahab, Staf Fungsional Bagian Ekonomi dan Pembangunan I Dewa Made Alit, serta Analis Kebijakan Ningsih.


Tinggalkan Balasan