Guru Honorer di Luwu Tempuh 160 Kilometer Demi Anak Didik di Wajo
Senin 22 September 2025
LUWU, hnmindonesia.com, – Subuh masih pekat ketika Hernawati (38) memulai hari di rumahnya di Belopa. Usai menyiapkan sarapan dan bekal untuk suami serta ketiga anaknya, ia menempuh perjalanan panjang menuju SMPN Satap Keera, Kabupaten Wajo. Setiap hari, guru honorer Bahasa Inggris itu harus melintasi jalan berliku sejauh 160 kilometer pulang-pergi dengan motor tua.
“Capek pasti ada, apalagi kalau hujan deras. Tapi kalau saya berhenti, siapa yang akan mengajar anak-anak di sana?” ucapnya.
Sudah lebih dari 15 tahun Hernawati mengabdikan diri sebagai tenaga pendidik. Meski gaji honornya tak sebanding dengan waktu dan tenaga yang tercurah, semangatnya tetap terjaga. Rasa lelah selalu sirna begitu ia tiba di sekolah dan disambut senyum murid-muridnya.
“Bu Hernawati sabar sekali. Kalau kami tidak mengerti, beliau ulangi sampai paham. Kami senang belajar dengan beliau,” tutur seorang siswi.
Perjalanan kariernya sebagai guru honorer penuh lika-liku. Ia pernah mengajar di SMPN 3 Pitumpanua, Wajo, namun harus berhenti ketika guru PNS baru ditempatkan di sana. Tak menyerah, ia akhirnya menemukan kesempatan mengajar di SMPN Satap Keera, sekolah terpencil dengan murid yang sering kali harus membantu orang tua di kebun.
“Kalau cuma satu murid yang datang, saya tetap mengajar. Saya duduk berhadapan langsung agar lebih fokus,” kenangnya.
Meski hidup penuh keterbatasan, Hernawati tak pernah mengeluh. Baginya, mengajar bukan sekadar pekerjaan, melainkan pengabdian.
“Yang saya harapkan hanya anak-anak di sini bisa jadi orang hebat suatu hari nanti. Mereka punya hak yang sama untuk belajar, meski tinggal di pelosok,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Kisah perjuangan Hernawati mencerminkan wajah nyata ribuan guru honorer di Indonesia. Dengan segala keterbatasan, mereka tetap setia hadir di ruang kelas demi masa depan generasi bangsa.
Tinggalkan Balasan