HNM INDONESIA

Berita Dalam Genggaman

Mengenal Minyak MFO, Bahaya dan Dampaknya bagi Lingkungan di Luwu Timur

Tumpahan minyak MFO milik PT Vale di Lioka.

Sabtu 23 Agustus 2025, 20:23 WITA

Oleh: Indra Gunawan

Editor: Putri Novasari

Luwu Timur, hnmindonesia.com, – Insiden tumpahan minyak Marine Fuel Oil (MFO) milij PT Vale yang terjadi di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, menuai perhatian serius dari masyarakat, aktivis lingkungan, hingga pemerintah daerah.

Minyak berwarna hitam pekat ini diketahui mencemari area persawahan dan aliran irigasi warga, menimbulkan kekhawatiran besar akan dampak jangka panjang terhadap ekosistem serta kesehatan masyarakat.

Marine Fuel Oil (MFO) merupakan jenis bahan bakar minyak berat (residu) hasil penyulingan minyak mentah. Minyak ini banyak digunakan untuk kebutuhan industri berskala besar seperti pembangkit listrik, kapal, maupun pabrik peleburan. Meski berfungsi sebagai sumber energi, MFO dikenal memiliki tingkat pencemaran tinggi karena mengandung sulfur, logam berat, serta senyawa hidrokarbon berbahaya.

Tumpahan MFO di area persawahan bisa menutup pori-pori tanah dan menghambat pertumbuhan tanaman. Jika masuk ke aliran air, lapisan minyak akan menutup permukaan sehingga mengurangi kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan organisme air untuk bertahan hidup.

Kepala Dinas Pertanian Luwu Timur, Drs. Amrullah, mengungkapkan hasil pendataan sementara menunjukkan 30 hektar sawah terdampak tumpahan minyak. Namun, ia menegaskan data tersebut masih bisa bertambah. “Ini belum final karena air terus mengalir dan menuju ke sungai besar. Jika sampai ke sungai besar maka jumlah sawah dan lahan yang tercemar bisa lebih luas lagi,” jelasnya.

Selain dampak ekologi, masyarakat juga berpotensi mengalami masalah kesehatan. Kontak langsung maupun konsumsi hasil panen dari lahan yang terpapar berisiko menimbulkan gangguan kulit, pernapasan, bahkan keracunan dalam jangka panjang.

Ketua Pospera Towuti, Amrullah, menyebut tumpahan minyak MFO ini sebagai kejahatan lingkungan serius yang harus diusut tuntas. “Kerusakan ini tidak hanya merugikan petani, tapi juga mengancam ekosistem dan generasi mendatang,” ujarnya.

Sementara itu, PT Vale Indonesia Tbk sebagai perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut telah menyampaikan permohonan maaf atas insiden kerusakan pipa yang memicu tumpahan minyak. Pihak manajemen berjanji melakukan penanganan cepat dan pemulihan lingkungan agar dampak pencemaran bisa diminimalisir.

Masyarakat kini menanti langkah konkret pemerintah daerah bersama instansi terkait untuk melakukan investigasi menyeluruh sekaligus memastikan pemulihan lingkungan yang terdampak bisa segera dilakukan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini