Makan Siomay dan Gado Gado Berujung Petaka di Palopo

 

Kamis, 27 Juni 2024


LUWU Sulawesi Selatan HNMINDONESIA.com - Sebanyak 18 warga Desa Salulino,  Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, dirawat di rumah sakit umum daerah  (RSUD) Sawerigading, Kota Palopo, Sulawesi Selatan  karena diduga mengalami keracunan makanan di salah satu acara hajatan pengajian keluarga.


Warga diduga keracunan setelah menyantap makanan di acara pengajian  pada Senin (24/6/2024) sore.


Menurut salah seorang korban, Dirga (20) dia menyantap makanan tersebu usai magrib sekitar pukul 18.30 Wita dan keesokan harinya baru merasakan sakit perut.


“Pada Selasa (25/6/2024) pagi saya muntah satu kali, kemudian saya sakit perut, sakit kepala, panas, demam menggigil,” kata Dirga saat dikonfirmasi di RSUD Sawerigading Palopo, Kamis (27/6/2024) siang.


Karena tidak mengalami perubahan Dirga terus mengalami demam sehingga memutuskan untuk berobat di rumah sakit.


“Saya masuk rumah sakit sejak Rabu (26/6/2024) malam karena saya merasa tambah sakit, terasa oleng kepala,” ucap Dirga.


Dirga mengatakan di acara tersebut dirinya hanya menikmati makanan Siomai dan gado-gado.


“Saya hanya makan Siomai dan Gado-gado, besoknya baru terasa sakit, tapi syukurlah sekarang sudah saya rasa membaik,” ujar Dirga. 


Korban lainnya yakni Muhammad Riswan  (16) juga merasakan sakit di bagian perut usai menyantap makanan tersebut.


“Saya merasakan sakit di perut, kadang datang kadang berhenti sakitnya, diawali dengan panas dingin dan malamnya sering buang air. Sekarang kondisi sudah membaik,” tutur Riswan.


 

Direktur utama RSUD Sawerigading Palopo, dokter Rismayanti mengatakan sebanyak 18 orang sedang menjalani perawatan medis akibat keracunan makanan.


“Pasien masuk sejak Senin (24/6/2024) petang, indikasi saat masuk yakni mual, muntah dan diare, jadi penanganannya adalah preventif menangani gejala yang timbul, tidak ada penanganan intervensi dan sekarang pasien dalam keadaan membaik,” jelas Rismayanti.


Rismayanti menambahkan bahwa para pasien tersebut sebagian dirawat di perawatan interna dan sebagian di instalasi gawat darurat (IGD).


“Ada yang dirawat di interna untuk pasien yang berusia dewasa, dan ada pula di perawatan anak untuk pasien anak, sementara ada yang 3 orang dirawat di IGD karena tempat perawatan sementara ini penuh,” tambah Rismayanti.(*"MARONE"*)

Previous Post Next Post