Rabu 7 Juni 2023/ 10:25 WITA
Oleh: Tim HNM, AS Anugrah
Editor: Adi Barapi
Luwu, hnmindonesia.com - Hutan pendidikan di Desa Temboe, Kecamatan Larompong Selatan, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan digarap oknum pejabat. Dari poto udara yang diperoleh redaksi, terlihat pembalakan liar di tengah hutan dan terlihat jelas kerusakan hutan, ditandai dengan pohon kayu yang tadinya tumbuh lebat, kini mulai berkurang.
"Hewan endemik yang hidup di hutan simoma juga sudah hilang, entah bermigrasi ke mana," kata Madjid warga Luwu yang dikonfirmasi, Rabu (7/6/2023).
Hutan pendidikan simoma dulunya ditumbuhi kayu Lara. Kayu Lara ini merupakan jenis kayu yang dilindungi dan tidak boleh ditebang.
Selain itu hutan pendidikan tersebut dihuni 150 ekor monyet yang hidup bebas dalam kawasan itu. Hutan pendidikan ini satu-satunya di Sulsel itu, juga bisa berfungsi sebagai hutan penelitian khususnya tumbuhan dan satwa langka yang hidup di dalam kawasan hutan tersebut.
Ada beberapa jenis flora seperti angrek, pohon durian, langsat, rambutan, manggis, duku, pohon dengen, pohon bitti (kayu khas Luwu) dan kayu hitam tumbuh di dalam kawasan hutan ini.
Selain itu, terdapat beberapa jenis satwa liar seperti burung ranggong, belibis, tekukur, nuri, gagak, bangau, biawak, tupai, musang, ayam hutan dan kawanan monyet.
Andi Mudzakkar, mantan Bupati Luwu , mengaku prihatin jika benar terjadi pembalakan di hutan penelitian itu. Cakka sapaan akrab Andi Mudzakkar meminta Pemerintah Kabupaten Luwu tegas soal kasus ini.
"Sangat disayangkan jika benar terjadi pembalakan. Hutan simoma itu hutan penelitian. Di sana banyak kayu Lara dan Kayu hitam," kata Cakka.
Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Luwu menetapkan hutan ini sebagai kawasan lindung untuk pendidikan agar perawatannya lebih baik dan langsung dibawah pengawasan pemkab setempat, sementara jika statusnya hutan penelitian maka akan berada di bawah kewenangan pemerintah pusat.