Sabtu 23 Juli 2022/ 19:50 WITA
Oleh: Haswan, Marwan
Palopo, Sulsel - Walikota Palopo, Judas Amir menyayangkan unjukrasa mahasiswa yang berujung meninggalnya Satpam Kejari Palopo.
Judas kemudian meminta agar kedepannya jika ada kelompok mahasiswa yang melakukan unjukrasa sebaiknya diperiksa Kartu Tanda Penduduknya.
"Menyebut unanda, padahal bukan unanda, menyebut unismuh bukan unismuh, bukan mahasiswa. Menyebut orang palopo padahal bukan, hanya orang pengacau datang mau merusak kita di sini, makanya saya selalu bilang kalau bisa semua orang yang demo itu sebaiknya diperiksa ktpnya dulu," kata Judas Amir, saat memberikan keterngan pers kepada wartawan di Polres Palopo, Sabtu (23/7/2022).
Walikota kemudian menjelaskan alasannya mengusulkan pemeriksaan KTP bagi masyarakat atau mahasiswa yang akan melakukan unjukrasa. Karena menurutnya yang berhak memberikan penilaian kepada warga Palopo, adalah orang yang berpenduduk palopo.
"Kalau dia lahir di palopo tapi sudah di kalimantan, barangkali ada misi tertentu dibawa ke sini untuk merusak palopo karena palopo sudah bagus," ujarnya.
Rektor Universitas Andi Djemma, Annas Boceng, mengatakan pihaknya sementara mendata kerusakan di kampusnya pasca penyerangan kemarin. Data tersebut selanjutnya akan disingkronkan dengan data kepolisian.
"Tapi untuk sementara ini kita masih lakukan inventarisir kerugiannya, setelah itu kita laporkan ke polisi. Seluruh aktifitas di kampus dihentikan dulu sampai kondisi benar-benar sudah kondusif," kata Annas Boceng.
Polisi telah menetapkan 9 orang mahasiswa sebagai tersangka, terkait meninggalnya Satpam Kejari Palopo. Mahasiswa ini dijerat pasal 170 ayat 1, dan pasal 358 dan 359 KUHP.