Opini Oleh Muh. Zulkifli. S.E., M.Si.
PALOPO- HNM Indonesia.com,--- Awal tahun 2020 indonesia telah diserbu corona virus diseas 19 yang menyebabkan krisis di berbagai sektor terhambat utamanya sektor kesehatan dan ekonomi, terganggunya aktivitas ekonomi menyebabkan beberapa bulan lalu terjadi resesi ekonomi indonesia.
Penurunan pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus pada kuartal periode tertentu yang menyebabkan sektor perdagangan dan aktivitas industri berkurang.
Namun ditengah berkembangnya covid-19 pada kuartal II 2021 pertumbuhan ekonomi meningkat pesat sebesar 7.07% dan menjadi pertumbuhan ekonomi tertinggi di indonesia pasca Reformasi.
Klaim pemerintah bahwa ini adalah adalah ikhtiar pemerintah dalam memulihkan ekonomi indonesia dan tingginya angka kepercayaan masyarakat maupun investor terhadap Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) yang dilakukan Pemerintah.
Bahwa pertumbuhan ekonomi indonesia yang terjadi disebabkan karena ditopang oleh kuatnya pertumbuhan baik dari demand and supply. (kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam Konferensi Pers Virtual tentang Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2021).
Dan menjadi tantangan tersendiri buat pemerintah untuk mempertahan pertumbuhan ekonomi yang pesat ditengah merabaknya varian delta covid 19 agar tidak terjerumus lagi pada jurang resesi ekonomi.
Bebagai pakar ekonomi menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi indonesia adalah pertumbuhan ekonomi semu karena terjadi low base effect atau terkontraksi dibandingkan PDB Indonesia tahun lalu sebesar 5.32 %.
Hal yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi tinggi tidak hanya dirasakan oleh Indonesia tapi negara-negara lain juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, diantaranya adalah Cina dari -6,8% menjadi 18,3%, Amerika dari -9 menjadi 12,2% dan singapura dari – 13,3 menjadi 14%. (Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad).
Meski Perekonomian Indonesia tidak bisa dibandingkan secara aple to aple dengan negara-negara tersebut yang pertumbuhan ekonominya meningkat pesat berkat dari momentum low base effect yang sama pada kuartal II tahun 2021 dibanding kuartal II 2020.
Dengan angka PDB indonesia yang sebesar 7.07% ini adalah akhir dari Resesi Ekonomi Indonesia atau hanya Pertumbuhan Ekonomi yang semu tentu ini adalah Pertumbuhan Ekonomi semu ucap Andry Satrio Nugroho (Peneliti Center of Industry, Trade, and Investement INDEF).
(*)