Laporan: Nurfauzan, Luwu
HNM Indonesia.com, Penyaluran bantuan sosial ke daerah terpencil di Luwu, butuh perjuangan dan kerja keras. Melintasi jalan berlumpur dan medan berat. Tak jarang, bantuan sembako yang dibawa, rusak dan harus diganti.
Musliadi Nasir, pemasok sembako Bansos wilayah kabupaten Luwu, menuturkan, cuaca buruk beberapa pekan ini, menyebabkan pengiriman bansos sembako ke wilayah terpencil, mengalami kendala. "Medannya cukup menantang, tapi bagaimanapun kondisinya, bantuan sembako ini harus tiba di masyarakat penerima, dalam kondisi utuh dan baik," kata Musliadi Nasir, kepada HNM Indonesia, Sabtu 22/05/21.
Beras misalnya, dalam perjalanan menuju daerah terpencil, biasanya basah karena tiba-tiba hujan. Jika kondisi seperti ini terjadi, maka pemasok harus menggantinya. Begitupun dengan telur.
"Paling sering itu telur, begitu tiba di lokasi distribusi, banyak yang pecah. Langsung kita catat lalu diganti sebelum diberikan pada penerima," ujarnya.
Daerah terpencil yang sulit dijangkau saat musim hujan kata Musliadi, diantaranya Bastem, Latimojong, Bajo Barat dan Suli Barat. Truk-truk pembawa sembako bansos ini, harus ekstra hati-hati, melewati medan yang berat di musim hujan.
"Alhamdulillah, meskipun penuh tantangan, semua sembako bansos bisa dinikmati warga kita, dan kami memastikan kualitasnya baik dan sesuai aturan yang ada," katanya.
Dirinya meminta masyarakat penerima bantuan sosial, agar mengembalikan bansos sembako, jika jumlah dan kualitasnya tidak sesuai.
Adapun Irham, warga Belopa, mengatakan bansos yang dberikan kepada masyarakat selama ini, sudah jauh lebih baik. Namun dia berharap, agar kedepannya jumlah penerima bantuan miskin ini bisa berkurang dan taraf hidup masyarakat di Luwu, jauh lebih baik.
"Yang terpenting adalah menumbuhkan perekonomian masyarakat kita, sehingga tidak ada lagi masyarakat kita yang bergantung pada bantuan pemerintah," kata Irham.