Laporan: Marwan Simalla, Luwu
HNM Indonesia.com, Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam lembaga Ikatan Pelajar Mahasiswa Luwu (IPMAL) Palopo kembali mendatangi kantor DPRD Luwu, Senin (05/04/2021).
Kedatangannya kali ini di terima seluruh unsur pimpinan, yakni Ketua DPRD Rusli Sunali, Wakil Ketua II, Zulkifli, ST dan Wakil Ketua I, A.Mappatunru serta beberapa anggota DPRD.
Sebelumnya, secara bergantian, mereka menyampaikan orasi di depan pintu masuk kantor DPRD. Dibawah pengawalan ketat Satpol PP yang di back up puluhan personil pengamanan Polres Luwu, Mahasiswa terus menyampaikan tuntutannya.
Di hadapan anggota legislatif dan perwakilan eksekutif yang hadir, Mahasiswa kembali menuntut janji pemerintah tentang Pembangunan Asrama (Ramsis). Bahkan mereka dengan tegas menyatakan sikap menolak rencana pembangunan Ramsis yang berlokasi di Kelurahan Batu Kecamatan Mancani seperti yang diberitakan sebelumnya.
Kordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Jamal yang di dampingi Ketua Umum IPMAL Palopo, Nuzul Haq, A. T saat membacakan pernyataan sikap menyampaikan alasan penolakan lokasi tersebut. Selain jarak tempuhnya yang jauh dari kota Palopo sebagai tempat perkuliahan, mereka juga menilai jika lokasi tersebut adalah kawasan yang rawan konflik.
Karena itu mereka mendesak DPRD untuk segera mengeluarkan rekomendasi kepada pihak eksekutif agar menerbitkan SK Parsial terkait pengadaan lahan lokasi pembangunan Ramsis IPMAL di Palopo.
Sementara Ketua DPRD, Rusli Sunali menyebut jika pihak legislatif dan eksekutif telah menindaklanjuti hasil pertemuan dengan Mahasiswa beberapa waktu lalu. Salah satunya adalah melakukan pertemuan dengan Pemerintah Kota Palopo untuk membicarakan dan memperjelas lokasi Ramsis Luwu sebagaimana yang dijanjikan.
“Adapun hasil pertemuan kala itu adalah penyerahan hibah 2 aset Pemkot kepada Pemkab Luwu yaitu lahan eks Loka Bina Karya di jalan Dr. Ratulangi dan lahan eks kantor dinas lingkungan hidup di jalan S. Rongkong”, lanjut Rusli.
Rusli juga menawarkan kepada Mahasiswa jika lokasi yang ditunjuk di anggap tidak representatif, maka akan di carikan solusi dengan cara lain.
Pertemuan yang belangsung hampir tiga jam tersebut melahirkan tiga kesimpulan pokok yang kemudian tertuang dalam bentuk rekomendasi DPRD.
Pertama, Mahasiswa menolak rencana pembangunan Asrama di Kelurahan Batu dan eks kantor lingkungan hidup jl. S. Rongkong. Kedua, meminta kepada pihak eksekutif untuk melakukan pergeseran anggaran pembangunan asrama mahasiswa IPMAL Palopo untuk pengadaan lahan melalui SK Parsial. Dan kedua adalah deadline waktu keluarnya SK Parsial tersebut paling lambat satu bulan sejak dikeluarkannya rekomendasi DPRD.
Untuk di ketahui, beberapa waktu yang lalu, tepatnya Rabu, 03/03/2021 bertempat di ruang musyawarah DPRD, sejumlah mahasiswa IPMAL Palopo berdialog dengan anggota DPRD. Mereka menuntut komitmen dan keseriusan pihak legislatif dan eksekutif untuk merealisasikan janji pembangunan Asrama Mahasiswa di Palopo.
Pertemuan kala itu dipimpin langsung Ketua DPRD Rusli Sunali. Dihadiri beberapa OPD terkait, pertemuan tersebut melahirkan rekomendasi yang isinya adalah pihak legislatif bersama eksekutif akan melakukan pertemuan kembali dengan pihak pemerintah kota Palopo terkait kejelasan lahan, melakukan pergeseran anggaran melalui SK Parsial untuk pengadaan lahan jika dimungkinkan regulasi dan meminta pihak eksekutif untuk tidak merefocusing anggaran Asrama tersebut.
Lalu, pada Rabu (17/03/2021), sebagai tindak lanjut dari rekomendasi itu, Ketua DPRD Luwu di dampingi sejumlah pejabat Pemkab Luwu, diantaranya Sekwan, Kepala Dinas PUPR, Bagian Hukum, Bagian Pemerintahan, Bidang Aset, Kabid Cipta Karya dan PPK Kegiatan Pembangunan Asrama menemui Walikota Palopo, H.M. Judas Amir di ruang kerjanya.
Pertemuan tersebut bahkan dilanjutkan peninjauan lokasi bersama Walikota dan sejumlah pejabat teras Kota Palopo ke eks Loka Bina Karya di Jl. DR. Ratulangi dan eks. Kantor Lingkungan hidup di Jl. S. Rongkong.
Tahun 2021 ini Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu telah menganggarkan Pembangunan Asrama IPMAL Palopo melalui DAU Dinas PUPR. Anggaran inilah yang kemudian di inginkan oleh Mahasiswa untuk pengadaan lahan asrama yang lokasinya lebih strategis. (*)