Ledakan tersebut disinyalir merupakan aksi gerakan bom bunuh diri.
Pengurus Pusat (PP) Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Koordinator Wilayah VIII (Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara), Tandiesak Parinding, mengecam keras tindakan tersebut.
"Kami mengutuk keras aksi bom bunuh diiri yang di lakukan di depan gereja Katedral, kita tidak boleh mentolerir tindakan tersebut, perbuatan yang dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri sangat tidak manusiawi, olehnya saya meminta kepada pihak Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk segera menyelidiki dan mengusut peristiwa tersebut. Siapa pelaku dan otak intelektual serta pihak-pihak yang ada pada peristiwa ini," Cetusnya
Parinding mengatakan, persitiwa ini sungguh memilukan bagi kita sebagai bangsa yang besar.
"Tentunya hal ini mengusik keberagaman, toleransi dan kebhinekaan kita sebagai bangsa Indonesia, apalagi kejadian tepat di depan gereja saat warga jemaat sedang melangsungkan proses ibadah,"Tambahnya
Kapolda Sulsel, lanjut Tandiesak Parinding, harus serius mengungkap peristiwa ini, termasuk sampai ke simpul-simpulmya sebab tidak menutup kemungkinan kejadian tersebut di lakukan oleh jaringan teroris yang sudah ada sebelumnya di Indonesia.
"Negara wajib bertanggung jawab memberi rasa aman bagi seluruh masyarakat dalam menjalankan aktivitas kesehariannya. Tidak boleh lagi ada teror-teror seperti ini yang mengakibatkan ketakutan di tengah-tengah masyarakat," lanjut Tandiesak Parinding
Disamping itu, Parinding juga berharap TNI-POLRI dapat memastikan dan menjaga keamanan untuk masyarakat ditengah menjelang peringatan hari Raya Paskah dan menjelang bulan suci Ramadhan.
Tak hanya itu Parinding juga mengajak masyarakat untuk tidak menyebarluaskan informasi yang belum tentu kebenarannya terkait ledakan bom tersebut dan tidak takut serta melawan segala bentuk tindakan terorisme dan radikalisme.
(*)